Aku mulai mencintainya sebab ia wanita yang lancang menyusup ke dalam jantungku.
Aku tak begitu mengenalnya,
Cuma temanku yang juga wanita mengatakan bahwa dia temannya (bukankah semua berawal dari ketidaktahuan?). begitulah.
Dan aku selalu mencari alasan kenapa aku terburu-buru mencintainya.
Ibuku bilang;
Cinta itu adalah bunda yang melahirkan segalanya,
Membelai dalam rindu-dendam alam,
kita boleh menerka jadwal persalinannya,
tapi tak tahu kapan tangisan pertamanya datang karena itu privacy waktu.
Dan aku percaya.
Barangkali ada lelaki lain mencintainya atau sekedar iseng saja.
Aku tak tahu. aku bertemu dia tiga kali tambah pertemuan pertama dan berbasa-basi beberapa kali.
Entah mengapa aku tetap mencintainya.
Bapaku bilang “pemburu musti pandai bermain jejak jika tak hendak diburu bayang-bayangnya”.
Ciamis, 22 Maret 2007
By Juniar Isqak Mawardi
Aku tak begitu mengenalnya,
Cuma temanku yang juga wanita mengatakan bahwa dia temannya (bukankah semua berawal dari ketidaktahuan?). begitulah.
Dan aku selalu mencari alasan kenapa aku terburu-buru mencintainya.
Ibuku bilang;
Cinta itu adalah bunda yang melahirkan segalanya,
Membelai dalam rindu-dendam alam,
kita boleh menerka jadwal persalinannya,
tapi tak tahu kapan tangisan pertamanya datang karena itu privacy waktu.
Dan aku percaya.
Barangkali ada lelaki lain mencintainya atau sekedar iseng saja.
Aku tak tahu. aku bertemu dia tiga kali tambah pertemuan pertama dan berbasa-basi beberapa kali.
Entah mengapa aku tetap mencintainya.
Bapaku bilang “pemburu musti pandai bermain jejak jika tak hendak diburu bayang-bayangnya”.
Ciamis, 22 Maret 2007
By Juniar Isqak Mawardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar